Demi Ibu Dokter Bedah Transplantasi Jadi Pendonor Organ

img
Dr Asim Syed dan ibunda (dailymail)
Doncaster, South Yorkshire, Seorang dokter di sebuah rumah sakit terkenal di Inggris jadi dokter bedah transplantasi pertama di dunia yang menjadi pendonor organ. Tentu bukan untuk sembarang pasien, karena organ ginjalnya akan diberikan kepada ibundanya sendiri.


Dr Asim Syed (32 tahun) telah melakukan lebih dari 100 operasi di London Hammersmith Hospital, yang merupakan unit transplantasi tersibuk di negara itu. Tapi ia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia juga akan menjadi donor. Hal ini bahkan baru pertama kalinya terjadi di dunia, ketika seorang dokter bedah transplantasi juga ikut menyumbang organ.

Dr Syed memutuskan untuk menjadi pendonor organ ketika diberitahu bahwa ibundanya Dilshad (64 tahun), yang sudah menjalani dialisis (cuci darah untuk pasien gagal ginjal), mungkin akan meninggal dalam beberapa bulan kecuali ia mendapatkan ginjal baru.

Karena khawatir, dokter bedah ini membawa ibunya ke London dari rumahnya di Doncaster, South Yorkshire, untuk menjalani perawatan di rumah sakit.

Hanya beberapa jam setelah menyumbangkan ginjal sendiri, Dr Syed menemukan dirinya berada di tempat tidur ruang pemulihan di samping ibunya dan dua pasien lain yang baru saja dioperasinya.

"Ketika saya siuman setela operasi, Asim sudah berada di samping tempat tidurku dan kata pertama yang ia katakan Bu, sekarang semua kekhawatiran ibu sudah berakhir," jelas Dilshad Syed, seperti dilansir Dailymail, Kamis (22/12/2011).

Anggota keluarga lain juga ingin menyumbangkan ginjalnya pada Dilshad, sayangnya tidak ada yang cocok atau cukup sehat untuk dapat menjadi donor.

Ginjal Dr Syed memang cocok untuk tubuh ibunya, namun bukan berarti tidak ada masalah. Pengujian menunjukkan bahwa golongan darah Dr Syed tidak sama dengan ibunya, sehingga satu-satunya cara untuk tetap dapat mendonorkan ginjalnya adalah dengan proses pencucian darah khusus untuk menghilangkan antibodi yang dapat ditolak untuk ginjalnya.

Dia berkonsultasi dengan rekannya tentang pencucian darah ini, tapi mereka enggan untuk menggunakn metode ini karena risiko penolakan masih terlalu tinggi.

Dr Syed dan ibunya kemudian disarankan untuk mempertimbangkan cara baru untuk donor dan penerima, yang disebur dengan organ-paired atau pooled donation. Dengan cara ini, calon donor yang tidak cocok dapat menemukan kecocokan yang benar melalui sebuah rantai donor anonim. Dr Syed menyumbangkan ginjalnya kepada orang yang tidak dikenal dan donor lainnya dalam rantai itu akan menjadi donor sukses untuk ibunya.

Rantai dari tiga transplantasi melibatkan tiga donor dan tiga penerima dari tiga pusat transplantasi, terjadi bersamaan pada 31 Juli dengan ginjal Dr Syed di diberikan ke penerima di Midlands dan ibunya menerima ginjal itu dari seseorang di selatan Inggris.

Sekarang ibu dan anak itu sudah mulai pulih, Dr Syed bahkan sudah kembali bekerja. Dilshad tinggal bersama putranya selama beberapa bulan sambil terus dimonitor kemajuannya oleh rumah sakit.

"Saya melakukan apa yang orang lakukan ketika mereka melihat penderitaan yang relatif, tetapi itu tidak sesederhana seperti yang kita harapkan. Menjadi donor adalah satu-satunya cara menjamin ibu akan mendapatkan transplantasi dengan cepat. Meskipun saya tidak bisa membantu ibu secara langsung, tapi dengan menyetujui untuk menjadi bagian dari rantai transplantasi, semua saling membantu," jelas Dr Syed.

Ayah Dr Syed dan juga suami dari Dilshad, Dr Azmat (69 tahun), telah menjadi seorang dokter umum di Doncaster selama 36 tahun. Kelaurga sebenarnya enggan membiarkan Dr Syed menjadi donor, mengingat usianya yang masih muda. Namun anggota keluarga lainnya tidak cocok untuk menjadi pendonor.

"Istri saya benar-benar membutuhkan transplantasi dan Asim menyadari bahwa berada di dialisis bukanlah pilihan terbaik. Ini jauh dari ideal dan banyak pasien menemukan menjalani hidup normal cukup sulit," jelas Dr Azmat.
sumber: detikhealth.com

Posting Komentar